Pages

Pupuk berbahan peledak

Gagasan mengubah bahan peledak menjadi pupuk ini muncul setelah adanya penyatuan anatara Jerman barat dan Jerman timur. Setelah penyatuan itu, pemerintah Jerman dihadapkan pada pembiayaan dalam penanganan peralatan militer, terutama menyangkut pemeliharaan. Termasuk di dalam nya tumpukan bahan peledak di gudang-gudang senjata bekas Jeman timur. Mungkin kalau kapal perang bekas masih ada nilai jual nya. Tapi bahan peledak kadaluarsa .... mana mungkin laku, Jangankan di jual ke negara lain, di berikan dengan percuma (gratis) pun sudah pasti banyak yang nolak. Kalau di pendam dalam tanah terlalu besar resiko nya, karena sewaktu-waktu bisa saja meledak. Bila di musnakan dengan cara di bakar dalam sebuah alat khusus terlalu banyak makan waktu dan biaya.

Disaat itulah timbul gagasan untuk mengolah bahan peledak menjadi pupuk, awal mula bahan peledak dikeluarkan dari selongsongannya, seperti mortir, granat,roket, ranjau dan sejenis lainnya. Kemudian dimasukan kedalam reaktor untuk diproses secara hidrolisis. Tujuannya untuk memperoleh larutan yang tidak mudah meledak, dan cocok untuk pembiakan bakteri.
Untuk jenis peledak DNT, perlu proses tambahan, masalahnya didalam bahan peledak yang satu ini terkandung anilin yang beracun dan dapat membunuh mikroba. setelah di proses dengan tekhnik hidrolisis, perlu adanya penambahan bahan alkali pada suhu tinggi. Maksudnya supaya anilin yang terdapat bahan peledak jenis ini dapat terurai.

Proses penguraian tersebut berupa selulosa, gliserin, dan asam nitrat. Ketiganya dialirkan kedalam sebuah tanki fermentasi ini menghasilkan  lumpur. Lumpur inilah yang kemudian dikeringkan, dan dimasukan kedalam kantong plastik dan dijual sebagai pupuk.

No comments:

Post a Comment